Hujan Suara
Serangan badai speaker
JEGERRR!!! Gelegar petir metal
Jeger,jeger, yeah, yeah, jeger… Gelegar petir r n’b
Je…gee…err…. Gelegar petir menye2
Kilat suaranya menyambar stiap cubicle
Hujan suara pun turun
Deras
Keras
Banjir
Sayup terdengar dari kejauhan
”Wooy!! Kayak di Glodok neh!”
saatsmuaspeakerdisetiapmejabunyipadawaktubersamaan
dari Multiply, 28 April 2006
Degup Kedap Suara
Pembunuh bayaran menembak korbannya dengan pistol ber-peredam suara
Penyanyi merekam suara indahnya di ruang kedap suara
Dalam diam pesona kamu begitu menikam…
Membuatku sibuk meredam suara
nyanyian degup jantungku
dari Multiply, 24 April 2006
Lelah Bermain
Kapan kamu lelah bermain, nak
Kapan kamu pulang
Rumah ini sepi, nak
Butuh kehadiran lelaki dalam bentuk sesungguhnya
Bukan dari jumlah rupiah yang setiap bulan kau beri
Kapan kamu mau bermain lagi di rumah ini, nak
Jangan terperangkap ilusi taman bermain di luar sana
Di sini tempatmu pulang, nak
Umur tidak bertambah muda
Sudah hentikan main2 hati perempuan di luar sana,
Apa kamu tidak memikirkan perempuan di rumah ini, nak
Kamu punya rumah untuk pulang, nak
Pintunya selalu terbuka menyambutmu pulang saat kau lelah bermain
Tak akan lelah, nak
menanti dirimu pulang stelah lelah bermain…
dari Multiply, 12 April 2006
Tuhan, Kalau Aku Besar Nanti
Tuhan, kalau aku besar nanti…
Hidup berkeluarga dengan dua anak
Aku mohon, tuhan
Jangan jadikan aku orangtua seperti ayahku
yang tak pernah memeluk
apalagi memberi kecup sebelum tidur
Ia hanya tahu satu bahasa
Bahasa tangan
Ia hanya bicara satu kata
Kata makian
Ia hanya tahu satu cinta
Cinta dirinya sendiri
Tuhan, kalau aku besar nanti
Punya suami satu beranak dua
Aku mohon, tuhan
Jangan jadikan aku orangtua seperti ibuku
yang tak pernah tersenyum
apalagi tertawa bersamaku
Ia hanya punya satu emosi
Menangis sedih
Ia hanya bicara satu kata
”iya” sambil menunduk dalam
Ia hanya punya satu sikap
Pasrah pada ayah
Tuhan, kalau aku besar nanti
Aku mohooooonnn…..tuhan
Jangan sampai dua anakku
Tinggal di rumah dingin seperti ini
Tak ada cahaya cinta ayah
Senyum hangat ibu
Belaian sayang ayah
Pandangan lembut ibu
Tuhan, kalau aku besar nanti
Bantu aku ya, tuhan
Walau aku mencintai ayah ibuku
Namun jangan biarkan aku tak berjiwa seperti mereka
Amiin…
judulawalnyasihnggakini.digantikrnterlalumellowgitujudulnya.
dibuatdlmrangkaharianakinternasional.
dari Multiply, 21 April 2006
Lihat
Awalnya kamu tak terlihat
Lama-lama pengen dilihat
Mau tak mau kelihatan juga
Setelah dilihat lihat
Hhmmm…cukup memikat
Jadi pengen lihat-lihat
Kata yang lain, jangan lihat-lihat!
Nanti terpikat masuk perangkap
Suatu hari dia tak terlihat
Aku jadi liat-liat yang lain
Tapi kok dia saja yang teringat
Bangsat!
dari Multiply, 13 April 2006
Boikot!
Boikot barang2 keluaran negara anu!
Boikot majalah itu!
Boikot semua yang bikin sakit hati!
Boikot semua yang nggak sejalan idealisme!
Boikot semua (yang katanya) melenceng!
Boikot yang tak sepaham dengan kita!
Boikot itu semua!
Mereka itu racun! Racun! Racun!
Kafir! Kafir! Kafir!
Boikot! Boikot! Boikot!
Heran…
Kita diberi kemampuan bicara
Tapi seakan lupa caranya
Kita diberi otak untuk berpikir
Tapi hanya ditaruh di pinggir
Rupanya…
akal sehat sudah diboikot racun dengki dan prasangka
dari Multiply, 4 April 2006
Secangkir Kopi Kemanisan
”Terlalu banyak gula di kopi ini”
Bukan sayang…
Kamu yang terlalu banyak memandang aku
dari Multiply, 4 April 2006
Nenek Sirik dan Cucu ABG
Nenek sirik menghardik cucu abg-nya
Yang akan keluar rumah dengan hot pants kuning
Dan halter neck putih terawang
“Kamu bakal mampus diterjang angin topan badai yang menyusup masuk ke setiap pori-pori kulitmu!
Garis-garis merah bakal melintang di punggungmu dan bau minyak ppo mengalahkan parfum murahanmu!”
Cucu ABG membalas tak kalah sengit
“Nenek sirik, kulit mudaku masih hangat dan kencang. Seribu topan badai pun akan mengubah wujudnya jadi angin sepoi-sepoi.
Dan satu-satunya yang akan melintang di punggungku adalah rengkuhan tangan seorang pemuda tampan yang kekagumannya meninggalkan bekas wangi kasturi di seluruh kulit mudaku.”
Nenek sirik komat kamit melihat cucunya berlalu
Cucu ABG dalam hatinya ngucap “amit amitttt….!”
trimakasihibuatparaabgygsliwerandijjfkemarenygsdhngasihinspirasi
dari Multiply, 8 Maret 2006
Aku Ketinggalan Sore di Hari Minggu
Langit Jakarta memuntahkan air matanya
Semua tunduk
Tak bergerak
Menanggung akibatnya
Aku jadi tak sempat melihat Sore
Hiks!
Jjf/05/03/06—waktu ketinggalan nonton Sore di JJF kemaren gara2 hujan deras, jalanan macet. ihiks!
dari Multiply, 7 Maret 2006
Siapa yang komen?